Senin, 14 Desember 2015

TUGAS_4SS_PENGANTARBINIS

CARA PERUSAHAAN MENYELEKSI DAN MENREKRUT KARYAWAN 



METODE DAN PROSEDUR PENERIMAAN KARYAWAN

    Seleksi adalah usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang qualified dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Kiranya hal inilah yang mendorong pentingnya pelaksanaan seleksi dan penerimaan karyawan baru bagi setiap perusahaan. Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara jujur, cermat, dan objektif supaya karyawan yang diterima benar-benar qualifid untuk menjabat dan melaksanakan pekerjaan.


Metode seleksi karyawan 
  

A. Metode Non Ilmiah 

Metode non ilmiah adalah seleksi yang dilakukan dimana dasar pemilihannya tidak didasarkan kepada kriteria atau standar ataupun spesifikasi jabatan, tetapi hanya berdasarkan kepada perkiraaan pengalaman. Metode ini merupakan metode seleksi yang berdasarkan tradisi lama atau metode lama, itu mempunyai kelemahan besar yaitu tidak mempunyai pegangan yang pasti akan tepat tidaknya seorang keryawan untuk memangku suatu jabatan.
Menggunakan bahan-bahan pertimbangan sebagai berikut:
  1. Surat lamaran bermaterai atau tidak. 
  2. Ijazah sekolah dan daftar nilai. 
  3. Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman. 
  4. Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya. 
  5. Mengadakan wawancara langsung dengan pelamar yang bersangkutan. 

B. Metode Ilmiah 

Metode ilmiah adalah seleksi yang dalam pelaksanaannya berdasarkan kepada spesifikasi jabatan dan kebutuhan nyata yang akan diisi serta pedoman kepada kriteria dan standar tertentu. Seleksi metode ini merupakan pengembangan seleksi non-ilmiah.

Dalam metode Ilmiah berdasarkan ilmu pengetahuan diadakan test kepada calon karyawan yang mana nilai dan hasil test tersebut sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusa apakah karyawan tersebut diterima atau ditolak.

Adapun presedur seleksi yang lazim diadakan adalah sebagai berikut:
  1. Seleksi surat lamaran yang masuk. 
  2. Pengisian formulir lamaran. 
  3. Pemeriksaan referensi. 
  4. Wawancara pendahuluan. 
  5. Test-test pemeriksaan 
  6. Test psikologi. 
  7. Persetujuan atasan langsung. 
  8. Memutuskan diterima atau ditolak. 

Prosedur Seleksi 

Langkah I Penerimaan pendahuluan 

Proses seleksi merupakan dua arah. Organisasi memilih para karyawan dan para pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan tertulis untuk aplikasi. Pada saat ini biasanya dilakukan penyeleksian surat-surat lamaran yang masuk menjadi dua bagian, yaitu surat lamaran yang memenuhi syarat dan surat lamaran yang tidak memenuhi syarat. Lamaran yang tidak memenuhi syarat berarti gugur, sedangkan lamaran yang memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti seleksi berikutnya.

Langkah II Tes-tes Penerimaan 

Tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan informasi yang relatif objektif tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan para pelamar lainnya dan para karyawan yang sekarang. Selain itu tes penerimaan merupakan proses untuk mencari data calon karyawan yang disesuaikan dengan spesifikasi jabatan yang akan dijabat. Bentuk-bentuk tes penerimaan ini biasanya adalah:
  1. Physical tes (medical tes), yaitu suatu proses untuk menguji kemampuan fisik pelamar. 
  2. Academic tes (knowledge tes), yaitu proses menguji kecakapan yang dimiliki pelamar sesuai dengan kebutuhan jabatan yang akan diisinya. 
  3. Physychological tes, yaitu proses menguji tentang kecerdasan, bakat, prestasi, minat, dan kepribadian dari pelamar. 

Langkah III Wawancara Seleksi

Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi diterimanya atau tidak seorang pelamar. Dengan percakapan langsung, pewawancara yang berpangalaman dan jeli akan dapat menggali kemampuan seorang pelamar. Dengan wawancara ini pula akan diperoleh informasi dari setiap pelamar, kemudian dibandingkan satu persatu siapa yang paling tinggi kemampuannya untuk melakukan pekerjaan itu.

Langkah IV Pemerikasaan Referensi 

Memeriksa referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar, dipercaya atau tidak untuk memberikan informasi mengenai sifat, perilaku, pengalamn kerja, dan hal-hal lain yang dianggap penting dari pelamar. Referensi pada dasarnya adalah seseorang yang dapat memberikan informasi dan jaminan mengenai pelamar yang bersangkutan. Referensi yang digunakan biasanya adalah personel references dan employement references.

Personal references adalah referensi yang dapat memberikan informasi mengenai karakter dan kondisi kesehatan atau penyakit yang pernah dialami pelamar. Referensi ini biasanya diberikan oleh keluarga atau teman-teman dekat pelamar.

Employement references adalah referensi yang dapat memberikan informasi atau semacam jaminan mengenai latar belakang maupun pengalaman kerja pelamar bersangkutan. Referensi ini biasanya diberikan oleh perusahaan asal pelamar atau oleh teman yang telah pernah bekerja sama dalam suatu organisasi. Jadi pada prinsipnya, semakin penting, strategis, dan vital suatu jabatan, semakin cermat pemeriksaan referensi.

Langkah V Evaluasi Medis 

Evaluasi ini merupakan pemeriksaan kesehatan fisik pelamar apakah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Evaluasi ini hendaknya diperhatikan dengan cermat karena sangat menentukan prestasi kerja karyawan. Tidak mungkin karyawan akan dapat berprestasi baik jika ia sering sakit dan tidak dapat hadir untuk melaksanakan tugas-tugasnya

Langkah VI Wawancara oleh Penyelia 

Kepala bagian atau atasan langsunng mewawancarai pelamar untuk memperoleh data yang lebih mendalam tentang kemampuan pelamar dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan praktis pelamar dalam mengerjakan pekerjaan dan juga untuk memperoleh gambaran apakah pelamar dapat diajak bekerja sama atau tidak. Wawancara akhir akan menentukan diterima atau tidaknya pelamar menjadi calon karyawan pada perusahaan tersebut.

Langkah VII Penerimaan 

Top manajer akan memutuskan diterima atau ditolaknya pelamar setelah memperoleh hasil dari seleksi-seleksi terdahulu. Keputusan ini menandai berakhirnya proses seleksi.

Langkah VIII Penempatan 

Penempatan adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima (lulus seleksi) pada jabatan atau pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut. Dengan demikian, calon karyawan itu akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya pada jabatan bersangkutan

Daftar Pustaka

  • Hasibuan, Malayu . Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara,2001.
             http://www.kajianpustaka.com/2012/10/metode-prosedur-seleksi-penerimaan-karyawan.html

TULISAN_4SS_PENGANTARBISNIS

 OUTSOURCHING DALAM DUNIA PEKERJAAN




  Pengertian outsourcing adalah  penggunaan tenaga kerja dari luar perusahaan sendiri untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu yang spesifik. Dari pengertian tersebut, kita mendapatkan minimal dua hal yang musti dijelaskan, yaitu perusahaan outsourcing dan jenis pekerjaan yang umum di serahkan kepada tenaga dari luar tersebut.
Di negara kita, ada undang-undang yang khusus mengatur mengenai hal ini, yaitu UU No. 13 tahun 2003. Yang membuat sedikit kerancuan adalah tidak ada penyebutan istilah outsourcing dalam undang-undang tersebut. Yang bisa ditarik dari UU tersebut adalah outsourcing memiliki dua bentuk, yaitu pemborongan pekerjaan dan penyediaan jasa pekerja / buruh.

Jenis pekerjaan apa saja yang bisa di-outsourcing-kan?
Pada dasarnya, semua jenis pekerjaan yang tidak menyangkut pengambilan keputusan yang mempengaruhi kebijakan perusahaan bisa di-outsourcing-kan. Yang paling umum adalah pengamanan (security – satpam), kebersihan (cleaning service – office boy), operator mesin atau alat tertentu, entry data, dll,
Apa keuntungan perusahaan yang menggunakan jasa outsourcing?
Karena menggunakan pekerja yang disediakan perusahaan lain, maka perusahaan akan mendapat keuntungan sebagai berikut:
  1. Perusahaan bisa lebih fokus mengurusi bisnis intinya daripada menghabiskan energi, waktu, dan biaya untuk hal-hal yang bersifat teknis.
  2. Bisa menghemat anggaran untuk biaya pelatihan karyawan
  3. Dengan penyerahan pengelolaan tenaga kerja ke perusahaan Outsourcing, maka perusahaan tidak perlu lagi mengurusi Perekrutan, Pelatihan, Administrasi tenaga kerja dan Penggajian dan lain – lainnya disetiap bulannya.
  4. Perusahaan bisa mendapatkan pekerja yang benar-benar kompeten di bidangnya.
  5. Lebih mudah membuat proyeksi anggaran dan tingkat kualitas hasil pekerjaan karena bisa mengubah biaya variabel menjadi biaya tetap.
  6. Perusahaan tidak lagi direpotkan dengan urusan Pesangon, THR, PHK dan masalah lainnya sehubungan dengan pemutusan tenaga kerja karena hal ini telah dikelola oleh Perusahaan Outsourcing.
  7. Pekerja dari perusahaan outsourcing biasanya lebih berkualitas dari pada pekerja sendiri. Perusahaan outsourcing secara terus menerus memaksimalkan kualitas pekerja yang disewakannya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan pelanggan.
  8. Perusahaan tidak perlu melakukan alih teknologi dan pengetahuan yang butuh dana dan waktu.
  9. Lebih fleksible untuk melakukan atau tidak melakukan investasi.
  10. Meminimalkan risiko kegagalan investasi yang mahal.
  11. Perusahaan bisa membagi resiko pekerjaan (dimana resiko bidang pekerjaan ditangani oleh perusahaan outsourcing dan resiko dibidang lain ditangani perusahaan itu sendiri).
Apa kelemahan dan sisi negatif penggunaan tenaga outsourcing bagi perusahaan?
Tidak ada sistem yang benar-benar sempurna. Sekalipun penggunaan tenaga outsourcing ini memberi banyak keuntungan bagi perusahaan, namun ada juga kelemahan dan sisi negatif yang harus diperhatikan sebelum perusahaan benar-benar memutuskan untuk mengalihkan pekerjaan tertentu kepada pekerja outsource.
Kurang lebih kelemahan dan sisi negatifnya adalah sebagai berikut:
  1. Tidak bisa secara fleksibel mampu menangani permasalahan-permasalahan yang unik dan khusus dalam perusahaan.
  2. Apabila jenis pekerjaan yang di-outsourcing-kan bersifat rahasia dan strategis bagi perusahaan, maka ada kemungkinan akan ditiru atau dijual kepada pihak lain.
  3. Tidak efektif bila kontrak tenaga outsourcing hanya sebentar. Karean akan ada peralihan tugas dan penyesuaian di sana-sini yang tetap butuh waktu dan tenaga.
  4. Butuh sistem tertentu supaya keamanan data dan sistem perusahaan tetap terjaga.
  5. Perusahaan akan kehilangan kendali terhadap aplikasi dan pekerjaan yang di-outsource-kan. Misalnya ketika aplikasi tersebut memerlukan penanganan khusus dan cepat. Ketika ada masalah maka perusahaan harus dahulu menghubungi pihak penyedia tenaga outsourcing atauvendor.
  6. Adanya kecenderungan outsourcer untuk merahasiakan sistem yang digunakan dalam membangun sistem informasi bagi pelanggannya agar jasanya tetap digunakan.
  7. Pada level dan bidang pekerjaan tertentu, perusahaan cenderung akan sangat tergantung kepada pihak ketiga (pengembang dan pengelola) sehingga cukup sulit bagi perusahaan untuk mengambil alih kembali sistem yang sudah berjalan saat ini (memerlukan waktu dan tenaga).
Outsourcing dan pekerja
Bagi perusahaan, sistem outsourcing ini bisa dibilang sangat menguntungkan, karena bisa dilakukan dengan cepat dan anggaran yang jelas. Sementara bagi pekerja yang menjadi bagian dari perusahaan outsourcing-nya sendiri, agak kurang adil. Karena mereka bekerja berdasarkan kontrak. Ketika kontrak habis dan perusahaan tidak memperpanjang kontraknya maka pekerja tersebut tidak akan memiliki posisi tawar yang cukup untuk menuntut apapun. Karena semua sudah diatur di dalam kontrak perekrutan tenaga kerja di awal. Artinya, tidak ada atau tipis sekali kemungkinan bagi pekerja untuk memiliki jenjang karir. Itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa sistem ini ditentang oleh pekerja.
ANALISIS :
Kesimpulan :
           Kita bisa menarik kesimpulan, yang disebut sebagai Perusahaan Outsourcing adalah perusahaan yang menyediakan jasa tenaga kerja untuk keahlian pada bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan permintaan perusahaan yang membutuhkannya.




http://dee-belajar.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-outsourcing.html

Rabu, 25 November 2015

ILMU BUDAYA DASAR "SUKU BALI"

" SUKU BALI "



Image result for SUKU BALI





SEJARAH BALI

Bali berasal dari kata “Bali” dalam bahasa Sansekerta berarti "Kekuatan", dan Bali" berarti "Pengorbanan" yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita, supaya kita selalu siap untuk berkorban.

Bali merupakan sebuah pulau di Indonesia, sekaligus menjadi salah satu provinsi Indonesia. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsi Bali adalah Denpasar. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya. Bali juga dikenal sebagai Pulau Dewata

Perbedaan pengaruh dari kebudayaan Jawa-Hindu diberbagai daerah di Bali dalam zaman Majapahit dahulu, menyebabkan adanya dua bentuk masyarakat di Bali, ialah Masyarakat Bali-Aga dan Bali Majapahit (Wong Manjapahit).




Orang Bali-Aga pada umumnya mendiami desa-desa di daerah pegunungan seperti Sembiran, Cempaga Sidatapa, Pedawa, Tigawasa, di kabupaten Buleleng dan desa Tenganan Pegringsingan di kabupaten Karangasem.

Orang Bali-Majapahit yang pada umumnya diam di daerah-daerah dataran merupakan bagian yang paling besar dari penduduk pulau Bali.

1.2       BENTUK DESA
Desa dibali adalah terutama didasarkan atas kesatuan tempat. Sebagian dari tanah diwilayahnya adalah milik para warga desa sebagai individu, tetapi sebagian lagi adalah tanah yang ada dibawah hak ulayat desa. Desa-desa pegunungan biasanya mempunyai pola perkampungan yang memusat, sedangkan desa-desa yang mampunyai sistim banjar dan desa-desa di daerah daratan, mempunyai pola yang terpencar.
Disamping kesatuan wilayah, maka sebuah desa merupakan pula kesatuan keagamaan yang di tentukan oleh suatu kompleks kuli desa yang disebut kayangam. Tiga ialah pura puseh, pura bale-agung, dan pura dalem. Adakalanya pura puseh, pura bale-agung dijadikan satu, disebut pura desa.


1.3       MATA PENCARIAN HIDUP
·      Bercocok tanam
Mata pencaharian pokok dari orang bali adalah bertani. Dapat dikatakan 70% dari mereka berpenghidupan bercocok tanam, dan hanya 30% hidup dari pertenakan, berdagang, menjadi buruh, pegawai atau lainnya. Didaerah Bali bagian utara, tanah dataran sedikit, curah hujan kurang, maka dari itu bercocok tanam relatif lebih terbatas dari pada dibali bagian selatan. Di daerah bali bagian selatan yang merupakan daerah dataran yang lebih luas, pada umumnya dengan curah hujan yang cukup baik, penduduk terutama mengusahakan bercocok tanam disawah.

·      Peternakan
Berternak juga merupakan usaha yang penting dalam masyarakat pedesaan di Bali. Binatang piaraan yang terutama adalah babi dan sapi. Babi di pelihara terutama oleh para wanita. Biasanya sebagai sambilan dalam kehidupan rumah tangga. Sedangkan sapi sebagaian dipergunakan dalam hubungan dengan pertanian sebagai tenaga pembantu disawah atau diladang, dan sebagian dipelihara untuk dagingnya. Bisa dikatakan bahwa setiap rumah tangga di Bali memelihara babi sebagai sambilan karena pengembangbiakannya relative lebih cepat dari pada sapi. Di samping sapi dan babi juga dipelihara ternak kerbau, kuda, kambing, tetapi hasilnya relative jauh lebih kecil

·      Perikanan
Mata pencarian dan perikanan, baik perikanan darat maupun perikanan laut. Perikanan darat boleh dikatakan mata pencarian sambilan dari penanaman padi disawah terutama didaerah-daerah dengan cukup air. Jenis ikannya adalah ikan mas, karper, dan mujaer. Adapun perikanan laut terdapat didaerah sepanjang pantai. Jenis ikannya adalah seperti ikan tongkol, udang, cumi-cumi dengan menggunakan alat-alat seperti jala, pancing dan jerat.

·      Kerajinan
Di Bali terdapat cukup banyak industri dan kerajinan rumah tangga usaha perseorangan atau usaha setengah besar yang membuat benda-benda anyaman, patung, kain tenun, benda-benda emas, perak dan besi. Bali menarik dalam bidang pemandangannya, aktivitas-aktivitas adat istiadat, upacara dan kesenian, maka banyaklah wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri, mengunjungi Bali. Untuk menunjang itu semua, maka timbulah perusahaan-perusahaan seperti perhotelan, taksi, travel, toko kesenian dan sebagainya. Terutama didaerah Denpasar, Gianyar, Bangli, Tabanan.


1.4       SISTEM KEMASYARAKATAN
a)        Banjar
Di samping kelompok-kelompok patrilineal  yang mengikat orang Bali
berdasarkan atas prinsip keturunan, adapula bentuk kesatuan-kesatuan
sosial yang di dasarkan atas kesatuan wilayah ialah desa. Pusat dari
Banjar adalah bale banjar dimana para warga banjar saling bertemu dan
berapat pada hari-hari yang tetap.

b)        Subak
Subak itu berdiri seolah-olah lepas dari banjar dan mempunyai seorang kepala sendiri, ialah klian banjar yang bertanggungjawab kepada seorang kepala adat yang ada di atasnya, ialah sedahan agung. Hal itu disebabkan karena orang-orang yang menjadi warga suatu subak itu tidak semuanya sama dengan orang-orang yang menjadi warga sesuatu banjar. Warga subak adalah para pemilik atau penggarap sawah-sawah yang menerima air irigasinya dari bendungan-bendungan yang di urus oleh suatu subak.

c)         Seka
Dalam kehidupan kemasyarakatan desa di Bali ada organisasi-organisasi yang bergerak dalam lapangan hidup yang khusus, ialah organisasi seka. Organisasi ini bias didirikan untuk waktu yang lama, bahkan untuk waktu yang meliputi angkatan-angkatan yang turun temurun, tetapi ada pula yang hanya bersifat sementara.


d)        Gotong-royong.
Dalam bergotong-royong dapat dilihat saat mengolah sawah, memperbaiki atap rumah, membuat sumur dan lain sebagainya. Semua itu didasari oleh pengertian bahwa bantuan tenaga yang diberikan wajib dibalas dengan bantuan serupa. Selain itu terdapat pula gotong-royong antar sekaha yang disebut dengan ngendeng. Misalnya suatu perkumpulan gamelan diminta untuk ikut dalam penyelenggaraan suatu tarian dalam rangka suatu upacara odalan. Bentuk lain dari gotong rotong adalah kerja bakti menyangkut kepentingan agama, masyarakat dan pemerintah.



1.5       SISTEM KEPERCAYAAN MASYARAKAT BALI
Masyarakat Bali kebanyakan beragama Hindu, dan percaya adanya satu Tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan), Wisnu (yang melindungi dan memelihara), dan Siwa (yang merusak). Selain itu juga percaya dengan para dewa yang memiliki kedudukan yang lebih rendah dari Trimurti yaitu dewa Wahyu (dewa angin), dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu juga mempercayai Roh abadi. Dan mempercayai semua ajaran-ajaran yang berada dikitab wedha.
Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini merupakan bangunan-bangunan suci yang sifat nya berbeda-beda setiap tempat persembahyangan. Karena banyak sekali hampir beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai upacara adat yang sesuai dengan perayaan leluhur mereka sesuai sistem tanggalan nya sendiri-sendiri.  

1.6       MASALAH PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI
Proses perubahan kebudayaan masyarakat Bali sudah dimulai sejak jaman kolonial, dengan adanya sistem pendidikan di sekolah-sekolah dan pariwisata yang sudah dikembangkan secara luas pada waktu itu. Pendidikan saat itu hanya berkisar pada tingkat SD dan hanya di kawasan dua atau tiga kota saja sehingga proses perubahannya menjadi lamban. Pariwisata hanya menyebabkan perubahan-perubahan lahir dan tidak mengenai sendi-sendi dari masyarakat dan kebudayaan Bali.

Setelah kemerdekaan, Bali masih nampak seperti berabad-abad lalu, dan setelah itu, proses perubahan menjadi amat cepat dan besar. Jumlah sekolah bertambah pesat, pendidikan semakin intensif dan ekstensif, dan banyak pemuda-pemuda yang belajar ke luar Bali dan keluar negeri.
Sekarang telah tampak bahwa proses perubahan masyarakat dan kebudayaan Bali yang amat mencepat itu, telah mendapat efek sampai ke sendi-sendinya.dalam seksi-seksi di atas, keketatan hukum adat mengenai kasta atau klen sudah mulai kendor, dan dalam waaktu yang singkat akan timbuk penyederhanaan dalam sistem upacara keagamaan.
 Dalam masa pembangunan ekonomi berdasarkan rencana-rencana pembangunan lima tahun sekarang ini, kecuali intensifikasi pertanian dan usaha mengembangkan industri-industri kecil, Bali dijadikan suatu daerah pariwisata yang utama yang memberi lapangan kerja yang luas kepada masyarakat Bali dan telah menstimulasi sektor kerajinan, seni lukis, seni tari dan seni suara, perhotelan, rekreasi dan transport, namun banyak orang Bali sendiri juga merasakan aspek-aspek negative dari perkembangan itu, yang mengancam nilai-nilai budaya yang mereka junjung tinggi.

1.7       TRADISI
Ø  Aturan Pemberian Nama Anak Di Bali
1.    Untuk Anak Pertama.
Dalam pemberian anak pertama, terdapat beberapa pilihan untuk diisikan pada paling depan nama anak, Yaitu :
-          Gede
-          Putu
-          Wayan
Contohnya seperti nama kakak saya : “Wayan Widiada”. “Gede Budi Widiarta” dan juga pesepak bola timnas Indonesia U-19 “Putu Gede Juniantara”
*NB : Untuk Anak Perempuan Pertama bisa juga diberi nama : Luh. Contoh : ‘Luh Eka Safitri’

2.    Untuk Anak Ke-dua
Dalam pemberian anak kedua, juga terdapat beberapa pilihan nama. Yaitu :
-            Nengah
-            Kadek
-            Made
Contohnya seperti nama kakak saya : “Nengah Sastrawan”. Teman : “Kadek Aprilia

3.    Untuk Anak Ke-tiga
Untuk anak ketiga itu hanya ada 2 pilihan nama. Yaitu :
a.      Komang
b.      Nyoman
Contohnya : Seperti nama dan kakak saya : “Komang
Sudana Yasa Pande”
c.       Nyoman Pandiarta


4.    Untuk Anak Ke-empat
Khusus untuk anak ke empat, tidak ada pilihan nama selain :
a.      Ketut
Contohnya, Seperti Kakak Saya : “Ketut Suartama”

1.8       KERAGAMAN BUDAYA YANG DIMILIKI OLEH BALI

Ø  Rumah Adat Bali
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-spek tersebut atau yang biasa disebut “Tri Hita Karana”. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya
Pada umumnya,bangunan/arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol ritual yang dibuat berupa patung.

Ø  Upacara adat
Ngaben merupakan salah satu upacara yang dilakukan oleh Umat Hindu di Bali yang tergolong upacara Pitra Yadnya (upacara yang ditunjukkan kepada Leluhur). Ngaben berasal dari kata api yang mendapat awalan nga, dan akhiran an, sehingga menjadi ngaben, yang disandikan menjadi ngaben yang lama kelamaan terjadi pergeseran kata menjadi ngaben. Upacara Ngaben selalu melibatkan api, api yang digunakan ada 2, yaitu berupa api sebenarnya dan api yang berasal dari Puja Mantra Pendeta yang memimpin upacara. Versi lain mengatakan bahwa ngaben berasal dari kata beya yang artinya bekal, sehingga ngaben juga berarti upacara memberi bekal kepada Leluhur untuk perjalannya ke Sunia Loka.
Tujuan dari Ngaben :  
1.    Dengan membakar jenazah maupun simbolisnya kemudian menghanyutkan abu ke sungai, atau laut memiliki makna untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam)
2.    Membakar jenazah juga merupakan suatu rangkaian upacara untuk mengembalikan segala unsur Panca Maha Bhuta (5 unsur pembangun badan kasar manusia) kepada asalnya masing-masing agar tidak menghalangi perjalan Atma ke Sunia Loka Bagian Panca Maha Bhuta yaitu : a. Pertiwi : unsur padat yang membentuk tulang, daging, kuku, dll b. Apah: unsur cair yang membentuk darah, air liur, air mata, dll c. Bayu : unsur udara yang membentuk nafas. d. Teja : unsur panas yang membentuk suhu tubuh. e. Akasa : unsur ether yang membentuk rongga dalam tubuh

Ø  Hari Raya Nyepi
Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung /Macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di derah Bali.

RUMAH ADAT BALI

Gapura Candi Bentar merupakan nama dari rumah adat Bali. Pengambilan nama Gapura Candi Bentar berdasar dari bentuk bangunannya yaitu berupa gapura. Gapura tersebut terdiri dari 2 bangunan candi dibangun sejajar dan serupa yang merupakan gerbang pintu masuk kepekarangan rumah. Gapura tersebut tidak memiliki atap atas yang memisahkan kedua bangunan candi, sehingga kedua bangunan gapura candi tersebut terlihat tampak jelas terpisah, yang menghubungkan bangunan gapura tersebut adalah berupa anak-anak tangga dan pagar besi yang menjadi pintu jalan masuk. Disekitar bangunan gapura terdapat patung-patung yang merupakan simbol dari kebudayaan Bali.
Rumah Adat Bali

Rumah Adat Bali

Bagian-Bagian Rumah Adat Bali Beserta Fungsinya
Didalam rumah adat Bali memiliki bagian-bagian penting dan mempunyai fungsi masing-masing. Berikut ini penjelasannnya:

  • Sanggah atau Pamerajan merupakan tempat suci bagi keluarga yang tinggal.
  • Panginjeng Karang adalah tempat untuk memuja yang menjaga pekarangan.
  • Bale Manten merupakan tempat tidur kepala keluarga, anak gadis dan tempat menyimpan barang-barang berharga. Bale Manten juga sering digunakan bagi pasangan yang baru menikah.
  • Bale Gede atau Bale Adat adalah sebagai tempat upacara lingkaran hidup.
  • Bale Dauh berfungsi sebagai tempat kerja, pertemuan dan tempat tidur anak laki-laki.
  • Paon yaitu berupa dapur yang digunakan sebagai tempat memasak
  • Lumbung merupakan tempat penyimpanan makanan pokok seperti padi dan hasil bumi lainnya

Daftar Pustaka
Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.
http://www.wisatahotelbali.com/2014/10/rumah-adat-bali.html