Kamis, 26 Mei 2016

Keceriaan Sang Pengamen Jalanan ( Tulisan 2 )

Keceriaan Sang Pengamen Jalanan
          Lampu lalu lintas pun berubah menjadi merah . Semua kendaraan , baik motor maupun mobil berhenti karena lampu merah .  Ini adalah saatnya anak – anak jalanan yang berada di pinggir jalan mulai berjalan ke tengah , mengghampiri para pengendara motor dan mobil yang sedang berhenti .
            Tidak hanya 2 – 3 anak disana , tetapi ada 5 bahkan terkadang sampai ada 7 anak disana . Namun yang jalan menghampiri hanya 2 orang saja . Mereka membawa tas kecil dan sambil membawa amplop , Amplop ? ya , amplop . Aku fikir , mereka akan mengamen sambil menyanyi . Tapi ternyata mereka hanya berjalan dari baris depan hingga baris belakang menghampiri para pengendara motor . Mereka menghampiri sambil menaruh amplop – amplop yang mereka bawa tadi , mereka taruh di atas tiap motor .
            Mereka menaruh amplop itu dengan wajah ramah dan penuh harapan . Tapi terkadang juga ada yang menghampiri dengan wajah yang biasa – biasa saja . Pada amplop itu terdapat tulisan “ Mohon sumbangannya , untuk biaya hidup dan jajan sekolah “. “ jajan sekolah ? enggak salah ? “ gumamku .
            “pah ,memang mereka sekolah juga ya ? “ iya , itu buktinya ada yang pakai seragam sekolah kan ?”. Iya benar ada beberapa anak yang memakai seragam sekolah , rapih sih , tapi mereka memakai sandal , mungkin mereka sudah pulang sekolah . Herannya , pakaian mereka ada yang bersih , ada juga yang dekil .
            Mereka sama saja mengemis kan ? Tapi mereka terlihat senang – senang saja , tidak tampak seperti pengemis biasanya yang menunjukan tampang melas . Dan sepertinya mereka semua itu bersaudara , karena umurnya berbeda - beda . Ada yang masih kecil , ada yang sudah duduk di bangku SMP , bahkan yang seumuran SMA pun ada . Mereka semua terlihat akrab , saling bekerja sama .
            Ada yang menghitung uang , ada juga yang merapikan amplop tadi . Tidak banyak pengendara yang mengira si Amplop itu . Mungkin karena setiap hari melewati jalan itu , selalu saja dimintai sumbangan . Aku merasa heran , mereka semua sekolah , bahkan ada yang santai sambil bermain ponsel atau telepon genggam , yang kalau dilihat – lihat berharga tidak murah . Ada juga yang berpakaian rapi , bagus , namun tetap saja ia meminta sumbangan .
            Pikirku , dimana orangtua mereka berada ? Tidak mungkin mereka bersekolah , berpakaian bagus , memiliki ponsel , bila tidak memiliki orangtua kan ? karena setiap hari aku selalu melewati dan berhenti di lampu merah Tanah Tinggi itu , tetapi tidak pernah melihat ada orangtua dan orang dewasa yang mengawasi mereka disana . Apakah orang tua mereka bekerja ? Atau hanya mengandalkan jerih payah anak – anak itu saja ? Entah , sampai sekarang pun ku belum tahu .
            Selain banyak anak – anak jalanan yang meminta – minta sumbangan , ada juga segerombolan orang laki – laki dengan pakaian yang sama dan kompak di pinggir jalan , mengamen menggunakan alat music angklung , gendang , dan gembrengan saat lampu merah , mereka langsung memainkan alatn musiknya masing – masing .
            Ada dua orang yang berkeliling menghampiri para pengendara motor dan mobil sambil membawa ember kecil untuk tempat saweran . Lumayan banyak orang yang membeikan uang saweran kepada pengamen itu . Pantas saja banyak uang yang mereka memberi uang , karena mereka merasa terhibur dengan music yang mereka mainkan selama lampu merah yang berlangsung cukup lama .
            Aku pun merasa terhibur dengan music yang mereka mainkan . Aku tidak hanya merasa terhibur , namun aku juga berfikir bahwa mereka semua itu orang yang kreatif . Yang tidak hanya meminta belas kasihan atau pun saweran , namun mereka juga memiliki bakat memainkan music itu dan menghibur para pengendara di lampu merah .
            Selain lampu merah Tanah Tinggi , di lampu merah Taman Makam Pahlawan juga ada pengamen . Ia mengamen dengan cara menjadi badut . Badut mampang namanya . Badut itu di dampingi satu orang yang sambil membawa salon sebagai music dan samba meminta saweran kepada  para pengendara .

            Badut dan pemain music tadi lebih baik daripada anak – anak jalanan yang hanya meminta sumbangan . Karena mereka tidak  berusaha apa – apa . Hanya cukup menaruh amplop kosong di atas motor saja . Semoga kelak mereka semua bisa sukses nantinya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar